Hallo Polisi

Jumat, 2 Oktober 2020 - 07:43 WIB

3 tahun yang lalu

logo

foto : istimewa

foto : istimewa

Kasat Sabhara Polres Blitar Beber Kinerja Kapolresnya Terkait Pembiaran Tindak Pidana Tertentu

Surabaya – Buntut dari pengunduran diri Kasat Sabhara Polres Blitar, AKP Agus Hendro Tri Susetyo berlanjut. Agus sapaan akrab Kasat Sabhra akhirnya bongkar kinerja Kapolres Blitar, AKBP Ahmad Fanani Prasetyo.

Menurutnya, selain arogan, Kapolres juga dinilai berkinerja buruk selama memimpin di Polres Blitar. Ia pun menyebut, ada beberapa kejadian yang seharusnya masuk dalam ranah pidana di antaranya sabung ayam, perjudian dan penambangan pasir liar. Namun seakan ‘sengaja’ dibiarkan oleh Kapolres.

“Ada lima kecamatan di Blitar yang dipakai menjadi tempat sabung ayam. Namun, hingga kini tempat tersebut aman-aman saja dan justru dibiarkan. Selain tempat sabung ayam juga ada tempat pertambangan sabung ayam bebas, dan tidak ada teguran,” beber Agus seperti dilansir dari merdeka.com, Kamis (1/10/2020).

Agus menambahkan, ada beberapa daerah yang menjadi penambangan pasir liar yang juga aman. Ia bahkan sempat menyebut, desanya juga turut terdampak akibat penambangan pasir liar itu.”Tambang pasir di daerah Kali Putih Kecamatan Garum dan Gandusari. Pertambangan pasir ada 20 (titik) di sana. Hancur jalan desa saya. Sabung ayam saya minta ditutup semua. Ada lima tempat di Blitar,” imbuhnya.

 

Kapolres Blitar, AKBP Ahmad Fanani Prasetyo Bantah dan Menuding Balik Sang Anak Buah

Sementara itu, Kapolres Blitar AKBP Ahmad Fanani Prasetyo membantah soal tudingan adanya pembiaran tindak pidana tertentu. Kapolres bahkan menuding balik sang anak buah, yang justru hendak turut menambang pasir bersama keluarganya.

“Kita tidak ada pembiaran. Kalau penambangnya masyarakat apa harus ditindak. Masyarakat mencari makan melalui pasir, masa jadi masalah besar. Kecuali masyarakat situ tidak melakukan kegiatan dan sementara pak Kasat Sabhara mau nambang di situ tapi tidak dikasih oleh masyarakat, mau ngomong apa pak Kasat Sabhara. Ya Kasat Sabhara mau nambang tapi tidak direstui, makanya dia seperti itu. Karena masyarakat membuat kegiatan itu untuk pangannya dia. Bukan untuk bisnis. Anaknya mau nambang juga gak diterima, karena arogansi dari Kasat Sabhara,” ujar Kapolres serang balik.

Kapolres Blitar, AKBP Ahmad Fanani Prasetyo justru menyebut kinerja AKP Agus juga tidak sebaik yang dikira. Menurutnya, selain suka membolos dari kedinasan selama seminggu, sang kasat juga dianggap tidak tahu tugas pokoknya sebagai seorang kepala di kesatuan yang dipimpinnya, yakni di Shabara.

“Bagaimana kalau kita tidak bisa melayani, mengayomi sementara tugas pokok tidak tahu. Kita sebagai aparat kepolisian melaksanakan tugas sebagai pelayan, pelindung dan pengayom masyarakat. Kasat Sabhara tugas pokoknya tidak tahu bagaimana mau melayani masyarakat. Anggotanya berbuat di luar kedinasan,” ujarnya dilansir dari merdeka.com.

Tak hanya itu, Kapolres juga membuka ‘borok’ sang anak buah. Ia pun menyebut sewaktu menjadi Kapolsek di Nglegok, sang kasat tidak diterima oleh masyarakat setempat. Karena sang istri Kasat Shabara dituding pernah ‘memakan’ uang operasi anggota saat masih menjadi anggota di Polres Blitar Kota.

“Sebelum berdinas di Polres Blitar, ia juga memiliki track record yang kurang baik. Ia disebut banyak mendapat teguran dari pimpinannya. Waktu jadi kapolsek di Nglegok, dia tidak diterima sama masyarakat sana. Boleh dicek. Bahkan tanyain ke dia, apakah benar istrinya itu memakan operasi Polres Blitar Kota? Tanyakan balik sama dia. Bahwa istrinya kemarin pernah enggak mengambil jatahnya operasi anggota Polres Blitar Kota? (Berapa banyak?) Tanyakan sama dia, saya enggak ada urusan,” cetusnya.

Diberitakan sebelumnya, Kasat Sabhara Polres Blitar, AKP Agus Hendro Tri Susetyo mengundurkan diri sebagai anggota kepolisian lantaran merasa telah dihina oleh Kapolres Blitar, AKBP Ahmad Fanani Prasetyo. Tidak hanya mengundurkan diri dari Polri, AKP Agus juga melaporkan sang pimpinan karena dianggap cukup arogan terhadap anak buahnya.

“Sebenarnya saya ini sudah akumulasi dari senior saya. Akumulasi (kekesalan) kasat yang lain. Kalau ada yang tidak cocok gitu, maki-makian kasar itu sering disampaikan, mohon maaf, kadang sampai nyebut-nyebut binatang. Bahkan yang terakhir menyebut bencong, tidak berguna, banci, lemah dan lain-lain,” pungkas Kasat Sabhara Polres Blitar AKP Agus Hendro Tri Susetyo saat di Mapolda Jatim.


Editor : Kholid

Artikel ini telah dibaca 94 kali

Baca Lainnya