Surabaya – Rapat koordinasi wilayah Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Provinsi Jawa Timur, mendukung optimalisasi peran BUMD sebagai intermediatory supply-demand komoditas pangan strategis. Hal tersebut ditunjukkan melalui pemberian Surat Penugasan kepada PT. Jatim Graha Utama sebagai BUMD Pangan Provinsi Jawa Timur.
Menurut Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa, TPID diharapkan dapat mendorong terselenggaranya kerjasama antar daerah. Baik antar kabupaten/kota di Jawa Timur, maupun dengan provinsi lain di Indonesia, melalui BUMD pangan sebagai salah satu upaya mengendalikan inflasi di Jawa Timur.
“Pemahaman surplus defisit komoditas termasuk pola seasonalnya, menjadi kunci keberhasilan dan efektivitas kerjasama antar daerah,” ujarnya saat memimpin rapat koordinasi antar TPID Jatim di gedung Negara Grahadi Surabaya, Selasa (3/11/2020).
Khofifah juga meyakini bahwa dari sisi ketersediaan (supply) pangan, Jatim berada dalam kondisi yang cukup baik. Sedangkan dari sisi permintaan (demand), Pemprov Jatim telah mendorong daya beli masyarakat melalui berbagai kebijakan dan bantuan sosial.
Dalam kesempatan yang sama Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jawa Timur Difi Ahmad Johansyah menyebutkan bahwa perubahan pola konsumsi masyarakat dalam merespon pandemi Covid-19 menjadi salah satu faktor risiko inflasi Jawa Timur 2020.
“Selama 2018-2020, resiko inflasi terbesar (High Risk) dimiliki oleh komoditas emas perhiasan. Sementara kategori Medium Risk yang sering mempengaruhi inflasi Jawa Timur adalah komoditas telur ayam ras, daging ayam ras, cabai merah, angkutan udara, bawang merah, beras, cabai rawit, bensin, dan biaya akademi/perguruan tinggi, ” ujarnya.
“Bank Indonesia memperkirakan bahwa inflasi Jawa Timur 2020 sejalan dengan target yang telah ditentukan, dan cenderung bias ke bawah. Jawa Timur juga menjadi provinsi yang mampu mengendalikan inflasi yang stabil selama HBKN dalam 3 tahun berturut-turut. Hal ini merupakan hasil koordinasi yang sangat efektif antara TPID Provinsi Jawa Timur bersama dengan satgas pangan, ” tambahnya.
“Menjelang akhir tahun, kami berharap kondisi Covid-19 di Jawa Timur terus membaik dengan inflasi yang tetap terkendali. Hiingga dapat mendorong aktivitas ekonomi masyarakat. Serta meningkatkan daya beli dan mendukung pemulihan perekonomian Jawa Timur,” pungkasnya.
Untuk mendukung proses tersebut, TPID Provinsi Jawa Timur menugaskan PT. Jatim Graha Utama sebagai Intermediatory Supply-Demand Komoditas Strategis.
Sebagai pilot project fungsi intermediatory tersebut, dilakukan pula penandatanganan sejumlah MoU Business to Business antara PT. Jatim Graha Utama dengan Koperasi Peternak Unggas Sejahtera Blitar, Koperasi Sumber Rejeki Bojonegoro, Koperasi Pundi Artha Mulia Bojonegoro, dan Gapoktan Tunas Muda Bangkalan.
Reporter: Ahmad
Editor: Joe Mei