Sidoarjo – Kedatangan salah satu petinggi Front Pembela Islam (FPI) Habib Rizieq Shihab (HRS) di Indonesia menimbulkan beberapa aksi di masyarakat, bukan hanya di Jakarta namun juga terjadi di Sidoarjo.
Di depan monumen Jayandaru yang berada di Alun-alun Sidoarjo, sejumlah kelompok organisasi masyarakat yang tergabung dalam komunitas Aliansi Umat Islam Tolak Habib Rizieq Shihab menyampaikan aspirasinya untuk menolak kedatangan HRS di Jawa Timur, khususnya di Kota Delta Sidoarjo.
Dalam kesempatan itu Sumi Harsono selaku koordinator lapangan aksi mengatakan, sebagai bentuk pencegahan dan antisipasi terjadinya kembali konflik SARA di tengah masyarakat Sidoarjo yang rukun dan damai serta saling menghormati, pihaknya menolak kedatangan HRS di Sidoarjo.
“Kami menyatakan menolak kedatangan Habib Rizieq Shihab ke Jawa Timur khususnya di tanah Kota Delta tercinta ini, dalam rangka menjaga keutuhan NKRI,” kata Sumi di depan Monumen Jayandaru, Sabtu (21/11/2020).
Sejumlah ormas yang tergabung dalam aksi tersebut adalah Ikatan Keluarga Besar Ponpes Darul Ulum (Ikapdar), GP Ansor, PMII Unsuri dan Lembaga Swadaya Masyarakat Seven Gab.
Berdasarkan pantauan kliku.net di lapangan, sejumlah elemen masyarakat tersebut membawa poster penolakan yang bertuliskan “menolak kedatangan HRS di Sidoarjo”. Mereka juga mencoret tulisan Habib menggunakan spidol bertinta hitam, karena pendemo menilai HRS tidak layak dianggap sebagai Habib.
Bukah hanya itu, mereka juga menyobek foto dan tulisan Habib di baner kemudian mengguntingnya menjadi potongan kecil kemudian mebuang dan menginjak-injak potongan tersebut.
Sumi Harsono menambahkan, bahwa semua elemen masyarakat yang ada di Sidoarjo ini menolak keras keberadaan HRS. Menurutnya, tidak pantas jika seorang Habib selalu memprovokasi dan memecah belah umat Islam.
“Karena kehadiran Habib Rizieq ini justru tidak membuat umat Islam kuat. Dan anak-anak bangsa juga tidak menjadi satu kesatuan yang kuat. Tapi justru kehadiran Rizieq ini mengarah kepada provokasi perpecahan,” terang Sumi kepada kliku.net.
Sumi juga memberikan dukungan penuh kepada pemerintah pusat, khususnya aparat keamanan TNI dan Polri untuk mengambil langkah-langkah yang dianggap penting demi menyelamatkan NKRI. Supaya mengambil tindakan yang tegas terhadap Rizieq, apabila mengarah adanya perpecahan bangsa.
“Kami, masyarakat Sidoarjo bersama elemen-elemen ormas Islam Sidoarjo meminta pemerintah pusat untuk mengambil langkah dan sikap yang lebih tegas. Kalau perlu FPI itu dibubarkan,” tegasnya.
Aksi demo yang dilakukan oleh sejumlah elemen masyarakat tersebut menurut Sumi adalah merupakan murni dari hati nurani warga Sidoarjo sebagai anak bangsa. Sebagai bagian umat Islam yang tidak rela, kalau umat Islam dan anak-anak bangsa ini dipecah belah dengan provokasi yang dilakukan oleh Habib Rizieq.
“Maka, ini merupakan perlawanan, bagian umat Islam masyarakat Sidoarjo. Dan kami menolak kedatangan Rizieq ke Jawa Timur khususnya ke Sidoarjo,” tutup Sumi.
Aksi tersebut berlangsung secara damai dengan tetap mematuhi protokol kesehatan.
Reporter : Ani
Editor : Kholid