Sidoarjo – Ketua Komisi Penanggulangan Aids (KPA), dr. Atho’illah mengatakan, permasalahan epidemi HIV Aids di Sidoarjo setiap tahun meningkat. Menurutnya, saat ini total ada 3.777 kasus HIV Aids. Data mulai Januari hingga Agustus 2020 ada tambahan 261 kasus ODHA (orang dengan HIV Aids).
Pemkab Sidoarjo melalui mitra KPA, di antaranya dari Yayasan Delta Crisis Center yang sudah konsen melakukan pendampingan terhadap ODHA, terus berupaya memberikan pendampingan dan melakukan upaya pencegahan.
Dinda perwakilan dari Yayasan Delta Crisis Center pendamping ODHA menyampaikan, rata-rata ODHA secara ekonomi kelas menengah ke bawah. Pihaknya mengharapkan bantuan dari pemerintah kabupaten setempat, terutama terkait bantuan gizi. Pasalnya, bantuan gizi sangatlah dibutuhkan. Terkait pemberiannya bisa dilakukan setiap bulan atau triwulan.
“Dinas sosial kabupaten Sidoarjo sudah memberikan dukungan berupa bantuan sosial. Yang kami harapkan dari pemkab Sidoarjo adalah pemenuhan bantuan gizi untuk kesehatan keluarga pengidap HIV Aids,” kata Dinda saat audiensi dengan Pj Bupati Sidoarjo, Rabu (25/11/2020).
Selain itu, mereka juga berharap ada bantuan rumah singgah untuk para ODHA berkumpul. Dengan adanya rumah singgah itu, jika ada orang ODHA yang mengalami permasalahan bisa ditangani di tempat tersebut.
“Kalau ada rumah singgah alangkah baiknya mereka terkoordinir. Jika ada yang mengalami konflik dengan keluarga, kita selalu membantu pendampingan mediasi. Orang ODHA jika mengalami stres akan cepat drop imun tubuhnya. Dengan adanya rumah singgah bisa menjadi tempat bagi teman-teman ODHA untuk sharing. Ada 9 orang pendamping dan yang mendapatkan support pemerintah 6 orang, maka kita bagi rata,” ujarnya.
Sementara itu Pj Bupati Sidoarjo, Hudiyono mengingatkan agar kampanye pencegahan HIV Aids dilakukan dengan masif, seperti mengingatkan terus menerus kepada masyarakat agar menghindari pola hidup yang tidak sehat, yang bisa berpotensi penularan HIV Aids.
“Kita bisa membantu setiap tahun, namun harus ada regulasi yang dilewati. Seperti mengajukan hibah untuk bantuan pemenuhan kebutuhan gizi,” kata Hudiyono.
Terkait permintaan rumah singgah, problemnya tidak semua yayasan bisa dibangunkan tempat singgah, karena terkait regulasi. Meski begitu, pemerintah akan mengusahakan hal itu.
“Tapi pemkab akan berusaha, melalui kebijakan diskresi, kita akan komunikasikan dengan DPRD. Kami sepakat dengan usulan rumah singgah, usulan sudah kami tampung dan coba kita bahas lagi,” tutup pria yang akrab disapa Cak Hud itu.
Editor : Kholid