Surabaya | klikku.net – Menyiasati musim hujan di saat pandemi Covid-19, Program Studi Teknik Mesin Universitas Kristen Petra (UK Petra) Surabaya membuat Troli Peti Jenazah beroda “tank,” untuk menyesuaikan kebutuhan dari Tempat Pemakaman Umum (TPU) Keputih-Surabaya.
Menurut Ketua Tim Fandi D Suprianto, S.T., M.Sc., karya kolaborasi antara dosen dan mahasiswa ini, merupakan bagian Program Pengabdian kepada Masyarakat Prodi Teknik Mesin.
“Pembuatan alat ini menghabiskan dana sekitar Rp 15 juta. Untuk pembuatannya pun, kami melakukannya di alumni kami yaitu di PT. Santo Indonesia,” ujarnya, Kamis (11/3/2021).
Menurut Fandi, TPU Keputih Surabaya merupakan salah satu lokasi yang dipersiapkan secara khusus untuk penguburan jenazah pasien Covid-19. Namun di saat musim penghujan, menyulitkan kinerja para petugas penggali dan pengubur jenazah untuk mengusung peti jenazah dari ambulance menuju liang lahat.
“Karenanya, kami kemudian membuat alat bantu khusus ini, guna menyesuaikan kebutuhan yang ada di TPU Keputih. Menurut survei dan informasi dari DKRTH, sifat tanah di Keputih memang berbeda. Sifat tanahnya akan keras jika musim kemarau. Namun menjadi sangat becek dan berlumpur, serta mudah ambles saat musim penghujan,” tambahnya.
Tidak seperti layaknya Troli Peti Jenazah pada umumnya, ciri khas inovasi ini terletak pada rodanya yang menyerupai roda “tank”. Dengan spesifikasi menggunakan frame dari besi. Sedangkan rodanya dari karet dan besi, berat troli ini mencapai 165 kilogram.
“Meski mencapai berat diatas 100 kilogram, akan tetapi sangat ringan jika secara bersamaan didorong dan ditarik oleh masing-masing satu orang petugas.”, ungkap Fandi.
Alat ini memang dirancang khusus, agar proses mengangkat jenazah dapat digantikan dengan frame pada meja, yang dapat didorong maupun ditarik dengan menambahkan bagian handle.
Untuk memudahkan pemindahan peti, maka tim ini menggunakan roda dengan roller. Sedangkan mengatasi tanah yang becek atau berlumpur di waktu penghujan, digunakan sistem roda – rantai. Agar tetap dapat dijalankan di lahan yang becek.
Pengerjaannya memakan waktu sekitar dua bulan, dengan dimensi panjang 2320 mm, lebar 470 mm dan tinggi 660 mm. Alat ini kini telah berada di TPU Keputih dan telah diuji coba secara langsung oleh petugas pemakaman.
“Alat ini sangat membantu kami. Biasanya peti jenasah Covid-19 diangkat oleh empat hingga lima orang, dari mobil ambulance menuju liang lahat. Dengan alat ini, cukup tiga orang saja. Jadi bisa menghemat tenaga.”, ungkap Zulfan, selaku salah satu petugas pemakaan TPU Keputih Surabaya.
Reporter: M Faaza
Editor: Joe Meito