Surabaya | klikku.net – Dualisme kepengurusan PGRI Jawa Timur memasuki babak akhir. Ini setelah Wisma Guru di Jalan Ahmad Yani Surabaya, akhirnya diambil alih kembali oleh pengurus Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) Jawa Timur, yang dipimpin Djoko Adi Waluyo bersama pengurus PGRI 38 kabupaten/kota di Jawa Timur, Rabu (14/8).
Saat ditemui di Wisma Guru pada Senin (19/8), Ketua PGRI Jawa Timur Djoko Adi Waluyo mengatakan, bahwa pihaknya mengambil kembali kantor sekretariat PGRI Jawa Timur tersebut, dalam rangka syukuran.
“Pertama, syukuran karena ibu Ketua Umum PB PGRI Unifah Rosyidi, telah diangkat sebagai executive member Persatuan Guru Dunia. Dan kedua, sebagai syukuran HUT Kemerdekaan RI ke-79”, ujarnya.
“Karena kami tidak memiliki tempat. Dan disaat bersamaan, bangunan ini justru ditempati teman-teman lainnya. Maka, kami bersama pengurus PGRI 38 kabupaten/kota se Jawa Timur, memaksa kembali untuk menempati gedung ini,” tuturnya.
Pihaknya mengaku berhak menggunakan fasilitas gedung Wisma Guru, karena sebagai pengurus PGRI Jawa Timur yang sah.
“Karena kami memiliki SK Kumham yang paling akhir. Dan SK Kumham kami, telah lebih dari 100 hari tidak ada yang menggugat. Untuk itu, akhirnya kami memutuskan untuk melakukan tindakan terukur, yakni dengan menempati gedung Wisma Guru. Supaya gedung ini bisa dimanfaatkan para guru di Jawa Timur. Guna meningkatkan kapasitas dan kompetensinya agar lebih berkualitas”, tuturnya.
Djoko juga menegaskan, selama ini pihaknya tidak pernah menganggap ada konflik. Menurutnya, yang menganggap ada konflik adalah kubu lain, yang menggugat Kemenkumham karena memberikan izin kepada PGRI Jatim yang dipimpinnya.
“Pada saat HUT PGRI Ke-78 pada November 2023, Presiden, Panglima TNI, dan para Kepala Staf datang. Artinya legitimate,” tuturnya.
“Sementara pada kongres PGRI di bulan Maret 2024, juga dibuka Presiden RI Joko Widodo, serta dihadiri Kapolri bersama para Menteri. Dan diikuti seluruh pengurus PGRI Provinsi dan Kabupaten/Kota se-Indonesia. Saat itu, Ketua Umum PB PGRI masa bakti 2024-2029, yakni Unifah Rosyidi terpilih secara aklamasi. Berarti ini yang sah. Bukan versi KLB”, ungkapnya.
Djoko juga menyatakan, bahwa pengurus PGRI Provinsi Jawa Timur Masa Bakti XXII Tahun 2019- 2024 dengan Ketua Teguh Sumarno, telah dibekukan secara permanen melalui SK Pengurus Besar PGRI Nomor: 113/Kep/PB/XXII/ 2023 tanggal 13 Nopember 2023.
“Akibatnya, sejak terbitnya SK PB PGRI tersebut, seluruh hak-haknya untuk mengadakan kegiatan atas nama PGRI telah dicabut. Artinya, pihak Teguh Sumarno sudah tidak memiliki hak untuk menempati gedung Wisma Guru”, pungkasnya.
Sementara itu, Sekretaris Umum PGRI Jawa Timur Mashuri menambahkan, bahwa pernyataan dari pihak Teguh Sumarno yang mengatakan bahwa ada penyerobotan oleh oknum-oknum berbaju PGRI atas gedung Wisma Guru, itu sangat menyinggung perasaan.
“Karena pada saat kejadian tanggal 14 Agustus lalu, semua ketua dan sekretaris PGRI kabupaten/kota se Jawa Timur hadir. Semuanya sah dan memiliki SK. Tentu sangat tersinggung dan marah, karena disebut sebagai oknum. Bahkan sudah bersiap melakukan langkah hukum dengan membuat laporan kepolisian. Alhamdulillah, upaya ini bisa kami redam. Karena bagaimanapun, kami adalah guru dan ingin menjaga marwah guru”, ujarnya.
Untuk itu, agar tidak terjadi upaya yang tidak diinginkan oleh oknum-oknum yang tidak bertanggung jawab. Saat ini masing-masing pengurus PGRI kabupaten/kota se Jawa Timur, sepakat berjaga secara bergiliran di Wisma Guru.
“Ini bukan atas perintah pengurus provinsi. Tetapi murni inisiatif masing-masing pengurus kabupaten/kota untuk berjaga. Kami hanya mewadahi dan menampung aspirasi teman-teman dari kabupaten/kota. Semua demi kebaikan guru-guru, khususnya di Jawa Timur”, pungkasnya.
@Man