Pendidikan

Senin, 2 September 2024 - 15:45 WIB

2 minggu yang lalu

logo

Gelar PKKMB 2024, Unusa Tekankan Revolusi Mental dan Integrasi Nasional untuk Generasi Tangguh

Surabaya | klikku.net – Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya (Unusa) menggelar acara Pengenalan Kehidupan Kampus Mahasiswa Baru (PKKMB) 2024.

Kegiatan ini diselenggarakan di Auditorium Lantai 9 Tower Unusa Kampus B Jemursari, Surabaya, Senin (2/9).

Acara ini berlangsung secara hybrid dan diikuti oleh ribuan mahasiswa baru. Dengan tema “Perfect Action To Be A Successful Generation”. Dimana PKKMB 2024 menekankan pentingnya ketangguhan mental dan integrasi nasional sebagai fondasi kesuksesan generasi muda dalam menghadapi tantangan zaman.

Dalam acara ini, Unusa mengundang Yudi Latif, M.A., Ph.D., Ketua Pusat Studi Islam dan Kenegaraan Indonesia (PSIK Indonesia), sebagai salah satu pembicara utama.

Dalam paparannya, Yudi Latif mengajak para mahasiswa baru untuk memahami pentingnya revolusi mental dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.

Menurutnya, revolusi mental merupakan kunci untuk membentuk generasi muda yang mampu menghadapi tantangan di era globalisasi dan perkembangan teknologi yang begitu cepat.

Ketua Pusat Studi Islam dan Kenegaraan Indonesia (PSIK Indonesia) Yudi Latif, M.A., Ph.D., saat memberikan paparan

“Generasi muda harus cerdas secara intelektual. tetapi juga wajib memiliki mentalitas yang tangguh dan adaptif,” ungkapnya.

Yudi Latif juga menjelaskan bahwa revolusi mental bukan sekadar perubahan sikap, tetapi juga membangun karakter yang kuat dan berintegritas. Ia menekankan bahwa mahasiswa harus mampu menghadapi berbagai situasi dengan sikap terbuka, toleran, dan inklusif.

“Toleransi menjadi pilar penting dalam menjaga keharmonisan di tengah keberagaman yang ada di Indonesia,” ujarnya.

Menurut Yudi, mahasiswa sebagai generasi penerus bangsa harus memiliki tiga keunggulan utama, yakni pengetahuan, keterampilan hidup, dan keunggulan karakter.

Dalam pembangunan karakter, dia menekankan bahwa generasi muda perlu memiliki dua jenis karakter. Yaitu karakter personal yang mencakup akhlak yang baik. Serta karakter bersama yang mencakup konektivitas dan lingkungan.

“Generasi muda harus memiliki mental yang tangguh dan mampu menghadapi tantangan zaman dengan sikap toleransi dan inklusif,” tambahnya.

Yudi juga mengingatkan pentingnya sikap anti intoleransi di tengah masyarakat yang semakin plural. Ia menekankan perlunya menanamkan nilai integritas dalam kehidupan berbangsa, yang meliputi konektivitas dan inklusivita, dua nilai penting dalam penanaman Pancasila.

“Kita hidup di negara yang penuh dengan keberagaman, dan toleransi adalah kunci utama untuk menjaga persatuan dan kesatuan bangsa,” tegasnya.

Sementara itu, dalam sambutannya Rektor Unusa, Prof. Dr. Ir. Achmad Jazidie, M.Eng., menyampaikan bahwa kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) suatu bangsa, sangat dipengaruhi oleh lingkungan tempat mereka tumbuh dan berkembang.

Ia menekankan bahwa Indonesia masih harus bekerja keras untuk menciptakan lingkungan yang kondusif bagi pengembangan SDM berkualitas. Menurutnya, di negara-negara maju, ekosistem pendidikan dan sosial mereka sangat mendukung sehingga potensi setiap individu dapat berkembang secara maksimal.

Rektor Unusa, Prof. Dr. Ir. Achmad Jazidie, M.Eng.

Sebaliknya, di negara yang masih tertinggal, ekosistem yang tidak mendukung dapat menghambat perkembangan potensi SDM. Meskipun mereka memiliki bakat dan kemampuan yang baik. “Inilah yang harus menjadi perhatian kita di Indonesia,” tegasnya.

Prof. Jazidie juga menekankan pentingnya kolaborasi antara berbagai pihak untuk menciptakan lingkungan yang sehat dan kondusif bagi generasi muda Indonesia. Ia menjelaskan bahwa lingkungan yang mendukung tidak hanya mencakup aspek fisik, tetapi juga aspek mental dan sosial.

“Kita harus menciptakan lingkungan yang sehat dan kondusif, baik dari segi fisik maupun mental, agar generasi muda kita bisa berkembang dengan baik,” ujarnya.

Dalam konteks pendidikan di era digital, Prof. Jazidie menjelaskan bahwa Unusa telah memulai inisiatif untuk beralih ke model kampus digital dengan memanfaatkan teknologi informasi secara maksimal. Ia menyebutkan bahwa Unusa telah menerapkan e-sorogan sebagai langkah awal menuju kampus digital.

“Di Unusa, kami telah memulai penerapan kampus digital, dengan adanya e-sorogan. Ini adalah langkah penting untuk memastikan, bahwa semua mahasiswa memiliki kesempatan yang sama dalam mendapatkan pendidikan yang terbaik,” jelasnya.

Namun, di tengah kemajuan teknologi, Prof. Jazidie juga mengingatkan pentingnya pembentukan karakter dan moralitas. Menurutnya, teknologi memang menawarkan banyak kemudahan. Tetapi jika tidak digunakan dengan bijak, bisa menjadi ancaman tersendiri.

“Kita harus memastikan bahwa generasi muda tidak hanya dibekali dengan pengetahuan dan keterampilan teknis, tetapi juga dengan nilai-nilai moral yang kuat. Ini penting agar mereka tidak hanya cerdas secara akademis, tetapi juga memiliki integritas dan etika yang tinggi”, pungkasnya.


@Man

Artikel ini telah dibaca 176 kali

Baca Lainnya