Surabaya | klikku.net – Rabu (11/09), suasana Auditorium Fakultas Sastra Universitas Dr. Soetomo (Unitomo) tampak meriah, dan dipenuhi semangat para mahasiswa dari Universitas Okayama, Jepang.
Dalam rangkaian kegiatan Cross Culture of Understanding (CCU), mereka berkesempatan mengenal lebih dalam budaya Indonesia, salah satunya melalui alat musik tradisional,.
Dengan mengenakan kebaya dan busana tradisional Cak Suroboyo, para mahasiswa Jepang tampak antusias mempelajari angklung. Dalam waktu singkat, mereka sudah mahir membawakan lagu “Ibu Kita Kartini,” yang disambut dengan tepuk tangan meriah dari para hadirin.
Keberhasilan mereka mempelajari angklung dalam waktu singkat menunjukkan minat dan keterampilan mereka dalam memahami budaya baru.
Para mahasiswa Universitas Okayama tersebut, menyampaikan kesan positifnya. Mereka mengungkapkan bahwa memainkan angklung adalah pengalaman yang menyenangkan dan mudah dipelajari. Suara harmonis dari angklung memberikan kesan tersendiri, membuat siapa pun yang memainkannya bisa menikmatinya dengan cepat.
Selain belajar memainkan angklung, mereka juga diajak mengenakan busana tradisional Indonesia dan mengikuti acara memasak bersama. Mereka berkesempatan memasak Okonomiyaki, hidangan khas Jepang, yang kemudian dibandingkan dengan nasi goreng dan pisang goreng buatan mahasiswa Sastra Jepang Unitomo. Suasana interaksi budaya ini menciptakan momen kebersamaan yang hangat antara kedua pihak.
Rina Sono, salah satu mahasiswa Universitas Okayama, mengungkapkan pengalamannya.
“Angklung mencerminkan harmoni dan gotong royong, dua nilai penting yang saya lihat dalam masyarakat Indonesia. Meski setiap nada berbeda, ketika dimainkan bersama, suara angklung menjadi sangat indah dan harmonis. Ini pengalaman yang luar biasa,” ujarnya dengan semangat.
Sementara itu, Dekan Fakultas Sastra Unitomo, Cicilia Tanri Suryawati, menjelaskan pentingnya kegiatan lintas budaya seperti ini.
“Program CCU memberikan kesempatan unik bagi mahasiswa Jepang untuk merasakan dan memahami budaya Indonesia secara langsung. Ini bukan hanya soal akademis, tetapi juga tentang membentuk pribadi yang lebih terbuka dan toleran terhadap budaya lain,” ungkapnya.
“Harapannya, program ini dapat terus mempererat hubungan antarbudaya dan memberikan pengalaman berharga bagi peserta internasional di masa mendatang”, pungkasnya.
@Man