Surabaya | klikku.net – Dosen dan mahasiswa Kedokteran Universitas Wijaya Kusuma melakukan edukasi kesehatan tentang gizi seimbang dengan komposisi isi piringku di SMA Ta’miriah Surabaya, Sabtu (7/9/2024).
Kegiatan ini diketuai oleh Noer Kumala Indahsari, S.Si.,M.Si dengan tujuan memberikan pengetahuan tentang menu makanan sehar bergizi jntuk dewasa dan lansia.
Noer Kumalam mengatakan, Ini adalah bentuk pengabdian kepada masyarakat, yang dilakukan oleh dosen Fakultas Kedokteran UWKS.
“Kegiatan edukasi dan pemeriksaan Kesehatan tentang Gizi Seimbang dengan Komposisi Isi Piringku, dihadiri sebanyak 70 peserta. Diantaranya guru, karyawan SMA Ta’miriah Surabaya,” ujar Noer Kumala Indahsari.
Noer Kumala memaparkan, untuk mengintesifkan kualitas hidup bangsa Indonesia, yang terutama jumlah usia produktif menjadi bonus demografi, yaitu lebih dari 60 %, maka sangat penting untuk diperhatikan permasalahan gizi seimbang agar dapat menangkal segala macam penyakit. Gizi seimbang menjadi standart rujukan bagi masyarakat usia produktif dengan komposisi isi piringku untuk mendapatkan komposisi makanan yang seimbang.
Kegiatan ini dipandu oleh Dr. Masfufatun, M.Si, kemudian dr. Ayu Cahyani Noviana, MKKK., sebagai narasumber menjelaskan bahwa pada usia dewasa atau produktif sangat perlu untuk mengatur pola makan sesuai dengan komposisi piring sesuai dengan Pedoman Umum Gizi Simbang(PUGS) yaitu komposisi piring terdiri meliputi makanan pokok: 2/3 ½ piring, lauk pauk: 1/3 ½ piring, sayur-sayuran: 2/3 ½ piring. piring. piring , buah-buahan: 1/3 ½ piring, air putih: 8 gelas sehari, aktivitas fisik dan cuci tangan pakai sabun. Kebutuhan Nutrien Dewasa meliputi Makronutrien yaitu Lemak 20-35%, Karbohidrat 45-65%, Protein 10-35%, sedangkan Mikronitrien yaitu Vitamin (A, D, E) dan Mineral (Kalsium, Magnesium dan Besi).
Diet yang dianjurkan antara lain dengan mengkonsumsi aneka makanan pokok, lauk pauk dengan protein tinggi, membiasakan sarapan pagi, minum air putih cukup, mengkonsumsi bua dan sayur, membiasakan membaca label pada kemasan makanan serta melakukan aktifitas fisik yang cukup.
Materi yang disampaikan ditutup dengan pertanyaan dari peserta, Ibu Erni bertanya: Apakah asam urat yang tinggi berbahaya? Mengapa penyakit ini terkesan musiman?lalu dr. Ayu Menjawab: Berbahaya karena pada kadar asam urat yang tinggi dapat mengendap pada filter ginjal merusak ginjal dan mengakibatkan gagal ginjal. Terkesan musiman karena kebiasaan masyarakat mengonsumsi makanan tinggi protein pada saat tertentu seperti hari raya atau musim buah tertentu (durian), Kemudian pertanyaan kedua dari bapak Anam: Apakah tinggi kolesterol atau tinggi asam urat ini berbahaya?, jawaban dr,Ayu : “Ya keduanya berbahaya karena kolesterol atau lemak darah yang tinggi akan menyumbat pembuluh darah dan dapat menimbulkan tekanan darah tinggi , stroke dan serangan jantung sedangkan asam urat yang tinggi dapat mengendap dipersendian dan ginjal menimbulkan kerusakan pada sendi dan ginjal”, dan masih ada beberapa pertanyaan lagi namun karena keterbatasan waktu maka pertanyaan ditutup dengan pemberian doorprize kepada para penanya serta peserta dengan nilai pretest dan post test tertinggi.
Setelah diberikan edukasi, para peserta di berikan cek kesehatan gratis, mulai pengukuran tensi darah, cek kdar glukosa darah dan cek asam urat yang di lakukan oleh mahasiswa FK UWKS, selanjutnya diberikan kesempatan untuk konsultasi kesehatan oleh dr.Ayly Soekanto, M.Kes, dr. Ayu Cahyani, MKKK. dan dr Olivia Herliani, M.Si, yang selanjutnya juga memberikan resep obat-obatan yang bisa diambil secara gratis, pengambilan obat-obatan dipandu oleh Ibu Lusiani Tjandra, S.Si., Apt, M.Kes sebagai apoteker, setelah penngambilan Obat, peserta diberikan konsumsi, tali asih dan souvenir menarik oleh Ibu Rini Purbowati, S.Si., M.Si, dan Dr.Dorta Simamora, M.Si.. Peserta begitu antusias dan senang mendapatkan edukasi dan pelayanan kesehatan dari FK UWKS karena mendapatkan banyak kemanfaatn untuk mengatur pola makan dan pola hidup sehat terutama untuk pencegahan penyakit, sehingga bisa mengatsipasi dan berhati-hati dalam pemilihan menu makan sejak dini.
Redaksi