Surabaya | klikku.net – Penyakit jantung dan stroke terus menjadi ancaman serius di Indonesia, terutama bagi masyarakat berusia lanjut.
Untuk mengatasi masalah ini, Pengabdian kepada Masyarakan (PkM) Universitas Wijaya Kusuma Surabaya (UWKS) menggelar Penyuluhan Kesehatan Tahap 2 di RW 03, Dupak Bandarejo, Surabaya, Sabtu (14/9).
Kegiatan ini merupakan lanjutan dari tahap pertama, yang telah dilaksanakan pada September 2023. Dimana, pada tahap pertama, kegiatan penyuluhan mendapatkan respons positif dari masyarakat, dengan kehadiran peserta yang melebihi target.
Saat itu, berdasarkan hasil pemeriksaan kesehatan sebelumnya, ditemukan bahwa lebih dari 70% peserta, memiliki kadar kolesterol di atas normal. Serta hampir 50%-nya, memiliki kadar glukosa darah yang menunjukkan risiko prediabetes dan diabetes.
Pada tahap kedua ini, selain melanjutkan penyuluhan, peserta juga akan kembali mendapatkan pemeriksaan kesehatan, berupa tes kolesterol dan glukosa darah. Upaya ini dilakukan untuk memantau perubahan perilaku dan peningkatan kesadaran peserta, terhadap pentingnya pencegahan penyakit katastropik.
Ketua Pengabdian Masyarakat, Prof. Dr. Suhartati dr. M.S. mengatakan, kegiatan ini diharapkan dapat memberikan manfaat jangka panjang bagi masyarakat Dupak Bandarejo. Terutama dalam hal pencegahan dan deteksi dini penyakit jantung dan stroke.
‘Kami ingin para peserta penyuluhan lebih peduli dengan kondisi kesehatan mereka. Serta melakukan tindakan preventif, seperti menjaga pola makan, rutin berolahraga, dan memeriksakan kesehatan secara berkala”, ujarnya.
Dia menambahkan, kegiatan ini juga melibatkan dr Olivia Herliani M.Si dan Noer Indah Kumalasari S.Si M.Si, sebagai anggota tim pengabdian masyarakat.
“Untuk itu, kami melakukan sejumlah tahapan. Dimana pada tahun 2023, dilaksanakan edukasi awal berupa penyuluhan untuk pertama kalinya. Serta tahap skrining, yakni dilakukan pemeriksaan untuk mendapatkan data dan gambaran untuk tahap berikutnya”, tambahnya.
“Saat ini adalah tahap kedua, berupa kontrol dan evaluasi perubahan kesadaran & perilaku peserta. Dengan cara dilakukan pemeriksaan kesehatan lanjutan tahap 2, untuk mengetahui adanya perubahan data kuantitatif. Khususnya untuk pemeriksaan kadar glukosa darah dan kolesterol, sebagai cerminan perubahan kesadaran dan perilaku masyarakat dalam melakukan pencegahan terhadap penyakit jantung dan stroke”, tuturnya
Prof. Suhartati juga menegaskan, nantinya akan ada tahap ketiga, berupa sosialisasi kebijakan faskes primer dan tahap kontrol akhir.
“Ini merupakan tahap peralihan, untuk memberi pesan pada peserta. Bahwa tindakan pencegahan dapat juga dilakukan pada faskes primer terdekat, yang telah memiliki berbagai kebijakan dan program preventif terhadap penyakit jantung dan stroke”, ungkapnya.
“Dalam tahap ini, juga dilakukan lagi pemeriksaan biomarker. Tujuannya, selain untuk mendapatkan gambaran kesehatan peserta yang lebih baik. Juga untuk menanamkan kesiapan mereka, untuk dapat terus melakukan pemeriksaan biomarker secara sukarela dan mandiri, sebagai tindak nyata pencegahan penyakit jantung dan stroke”, ujarnya.
Dia juga berharap, hasil penyuluhan dan pemeriksaan kesehatan ini, nantinya dapat dipublikasikan dalam jurnal ilmiah dan media massa.
“Agar dapat memberikan informasi dan gambaran kepada masyarakat luas, tentang pentingnya pencegahan penyakit katastropik”, pungkasnya.
@Man