Ekonomi Bisnis Lifestyle Pemerintahan

Minggu, 15 September 2024 - 15:14 WIB

3 minggu yang lalu

logo

Bank Indonesia Perkuat UMKM Syariah dan Pesantren di Era Digital pada FESyar 2024

Surabaya | klikku.net – Untuk mendorong digitalisasi penguatan ekonomi syariah, Bank Indonesia menyelenggarakan seminar bertema “Pemberdayaan Usaha Pesantren dan UMKM Syariah Menuju Ekonomi Inklusif di Era Digital” di Ballroom al-Marwah, Masjid Al-Akbar, Surabaya, Minggu (15/9).

Kegiatan dibuka Deputi Kepala Perwakilan BI Provinsi Jawa Timur M. Noor Nugroho, yang menekankan pentingnya digitalisasi dalam mendukung usaha pesantren dan UMKM syariah, agar lebih inklusif dan kompetitif di pasar global.

Direktur Bisnis dan Kewirausahaan Syariah dari Komite Nasional Ekonomi dan Keuangan Syariah (KNEKS) Ir. Putu Rahwidhiyasa, MBA, CIPM, dalam paparannya menjelaskan langkah-langkah strategis untuk memperkuat peran pesantren dan UMKM, dalam mendukung perekonomian nasional.

“Meskipun KNEKS belum memiliki target khusus untuk pesantren, kami telah bersinergi dengan Kementerian Agama melalui program kemandirian pesantren. Karena tugas KNEKS menjalin kolaborasi dengan berbagai lembaga dalam mendorong pengembangan UMKM syariah. Kami mendukung program ini melalui kolaborasi lintas lembaga untuk menciptakan ekosistem yang lebih baik bagi usaha syariah”, ujarnya.

Sementara itu, Kepala Pusat Pemberdayaan Industri Halal Kementerian Perindustrian Nila Kumalasari, ST, MT, memberikan pandangannya terkait pentingnya sertifikasi halal bagi pelaku usaha pesantren dan UMKM.

“Kemenperin siap memfasilitasi melalui pelatihan dan pendampingan sertifikasi halal. Pelaku usaha bisa mendaftar melalui SiINa, atau datang langsung ke kantor kami. Kami siap membantu melalui pelatihan, fasilitas pembiayaan, dan pendampingan dalam proses sertifikasi halal. Ini adalah langkah penting agar produk UMKM semakin kompetitif di pasar syariah,” ungkapnya.

Dalam kesempatan yang sama, CEO HijUp.com Bima Laga, membagikan pengalamannya mengembangkan bisnis berbasis syariah melalui platform digital.

Dia menekankan pentingnya kombinasi antara penjualan online dan offline, bagi pelaku UMKM. Menurutnya, meskipun penjualan online terus berkembang, pasar offline masih menjadi mayoritas di Indonesia.

“Pedagang awal, biasanya memilih berjualan secara online. Karena lebih mudah, cukup dengan mengunggah foto produk. Namun, setelah bisnis berkembang, perlu untuk memperluas pasar ke ranah offline. Sebab, data Bank Indonesia menunjukkan bahwa penjualan online hanya sekitar 7-8%, dari total penjualan. Berarti sisanya adalah penjualan offline”, ujarnya.

“Oleh karena itu, pelaku UMKM harus siap mengintegrasikan kedua platform. Agar bisa memperbesar pangsa pasar mereka,” jelasnya.

Untuk itu, HijUp.com secara aktif mengkurasi brand-brand kecil. Dan membantu mereka dalam memperluas jangkauan pasar, baik di platform digital maupun offline.

“Dengan dukungan teknologi dan akses pasar yang lebih luas. Harapannya, UMKM syariah dapat tumbuh pesat dan berkontribusi lebih besar terhadap perekonomian nasional.” pungkasnya.


@Man

Artikel ini telah dibaca 204 kali

Baca Lainnya