Surabaya | klikku.net – PT Pelindo Terminal Petikemas (SPTP), PT Terminal Teluk Lamong (TTL), dan STIAMAK Barunawati, konsisten menggiatkan program Maritimepreneur untuk meningkatkan kualitas daya saing dan sustainability usaha kecil mikro dan menengah (UMKM).
Program pelatihan dan bantuan peralatan operasional ini bertujuan untuk memandirikan 20 pengolah dan pemasar krupuk ikan Payus Makmur Ibu-ibu di RW 6 kelurahan Tambak Sarioso.
Acara berlangsung penuh motivasi pada sesi pembukaan yang dihadiri oleh Gugus Wijonarko dari STIAMAK, Corporate Secretary SPTP Widyaswendra, dan Corporate Secretary TTL Syaiful Anam.
“Kami mengkolaborasikan dunia pendidikan, masyarakat, dan perusahaan untuk menjalankan program TJSL berkesinambungan, fokus kami menaikkan level UMKM karena saat ini penyerapan tenaga kerja terbesar ada di sektor UMKM”, ungkap Widyaswendra.
Pada kesempatan yang sama Gugus Wijonarko menjelaskan tujuan kegiatan ini adalah untuk menyetarakan kualitas produk, meningkatkan SDM, dan mendampingi hingga produk siap ekspor.
“Melalui program TJSL ini harapannya akan meningkatkan produk hingga ke level ekspor dan memberikan manfaat yang besar bagi Masyarakat.” tegasnya.
Berdasarkan data KADIN Indonesi, disimpulkan bahwa peran UMKM untuk pertumbuhan perekonomian Indonesia sangat besar hingga mencapai jumlah 99% dari keseluruhan unit usaha.
Pelaku usaha UMKM pada tahun 2023 mencapai sekitar 66 juta. Kontribusi yang diberikan oleh UMKM juga tinggi hingga mencapai 61% dari Pendapatan Domestik Bruto (PDB) Indonesia, adapun UMKM menyerap sekitar 117 juta pekerja (97%) dari total tenaga kerja.
Pelatihan ini dilaksanakan 2 batch yang membahas tentang standar operasional prosedural, pengelolaan mutu, stock opname, izin edar, packaging, lisensi halal untuk menjaga kualitas produk, dan digitalisasi pemasaran.
Narasumber pada kegiatan kali ini adalah Mochammad Soleh, selaku sekretaris Pusat Halal Universitas Airlangga. Serta Herry Wismanto, selaku kepala bagian keuangan STIAMAK.
Pelatihan dasar keuangan juga diberikan kepada para pengelola dan pemasar kerupuk payus agar mereka dapat mengelola keuangan bisnis dengan akuntabel dan transparan.
Ibu-ibu nampak begitu antusias, ceria, dan aktif berdiskusi dengan narasumber hingga akhir pelatihan. Pada pelatihan ini juga dijelaskan terkait alur prosedur produksi hingga hilir kualitas kehalalannya
“Semua perizinan mulai dari sertifikat halal hingga izin edar sebenarnya mudah pengurusannya”, tegas Sholeh untuk memotivasi para pengrajin krupuk.
Problem manajemen keuangan menjadi salah satu isu penting UMKM agar dapat berkembang dan tidak stagnan.
“Harus dibiasakan dan memang tidak bisa sekali pelatihan ini langsung terampil. Ibu-ibu harus konsisten menuliskan pembukuan keuangan dan jika perlu dibantu anak-anaknya untuk mengoperasikan excel misalkan”, ungkap Herry. Il
Ibu-ibu juga berlatih studi kasus pelatihan pembukuan keuangan dan diharapkan dapat membiasakan hal tersebut.
Bersama dengan kegiatan ini juga diserahkan bantuan peralatan produksi bertahap kepada ibu-ibu pengelola dan pemasar krupuk Payus.
“Alhamdulillah dari pagi sampai sore tidak terasa karena pelatihan ini menyenangkan dengan fasilitas yang memadai”, ungkap Nurida selaku koordinator pengelola dan pemasaran krupuk Payus.
Pelatihan UMKM ini merupakan salah satu bentuk komitmen PT Pelindo Terminal Petikemas (SPTP) dan PT Terminal Teluk Lamong (TTL), untuk terus memberdayakan warga untuk dapat mendongkrak pertumbuhan perekonomian Indonesia dan dapat membawa dampak positif bagi Masyarakat.
@Man