Yogyakarta | klikku.net – Upaya mewujudkan swasembada gula sesuai amanat Perpres nomor 40 tahun 2023 diantaranya harus membangun penguatan ekosistem di tebu rakyat, karena 65% bahan baku tebu berasal dari tebu petani, sehingga kunci utama dari penguatan tebu rakyat adalah kesejahteraan petani.
Hal ini ditegaskan Mahmudi Direktur Utama PT Sinergi Gula Nusantara SGN anak perusahaan PTPN III (Persero) Holding Perkebunan dalam Rapat Senat Terbuka Dies Natalis ke-78 Fakultas Pertanian UGM, Jumat (27/09/24) di Yogyakarta.
“Jika kita bisa meningkatkan produktivitas dari menjadi 5 ton per hektar menjadi 8 ton per hektar atau separuh produktivitas di tahun 1930, kita sudah bisa swasembada gula konsumsi”, lanjut Mahmudi.
Pihaknya menyebut akan terjadi peningkatan kesejahteraan petani dari produktivitas 5 ton per hektar penghasilan sebesar Rp13,8 juta per hektar per tahun penghasilan petani menjadi Rp49juta per hektar per tahun bila produktivitas meningkat menjadi 8 ton per hektar.
Strategi untuk mencapai peningkatan produktivitas diantaranya melalui program bongkar ratoon tebu rakyat, peningkatan rendemen melalui penataan varietas, penataan organisasi petani, fasilitasi kemudahan akses pendanaan dan re-organisasi SGN. Dukungan semua pihak termasuk akademisi diperlukan untuk mewujudkan ketahanan pangan berbasis pertanian.
“Tentunya fakultas pertanian memberikan support yang sangat luar biasa. Kita telah bersama-sama untuk melakukan penelitian, Terkait dengan industri gula ini, dan juga bersama dengan fakultas kita sudah mendirikan sugar cane learning center yang ini tentunya bisa mencetak generasi-generasi gen-Z kedepan untuk kemudian peduli terhadap industri gula yang memang memerlukan perhatian kita semuanya”, ujarnya.
FGD juga sudah kita lakukan bersama Fakultas Pertanian. Mohon supportnya tentunya kementerian, lembaga,swasta dan semua para pihak untuk bersama-sama membawa industri gula kedepan menuju swasembada gula”, pungkas Mahmudi.
Sebelumnya SGN bersinergi Kementerian Koordinator Ekonomi (Kemenko) memfasilitasi modal usaha petani melalui program “KUR (Kredit Usaha Rakyat) Khusus Cluster” yang diharapkan menjadi solusi pada pembatasan plafond pinjaman petani.
Selain itu SGN telah merilis aplikasi ETERA, ekosistem digital yang memberikan value creation berupa integrasi, akurasi, ekspertise, kemudahan dan kecepatan proses bisnis melalui dukungan teknologi dalam rangka mewujudkan Swasembada Gula Nasional, diluncurkan berbarengan dengan program penguatan tebu rakyat Rabu (21/8) bulan lalu.
Sementara itu Prof. dr. Ova Emilia, M.Med.Ed., Sp.OG(K)., Ph.D. rektor Universitas Gadjah Mada menyebut Sektor pertanian menjadi kunci pangan yang berkualitas dan juga menopang ketahanan pangan bangsa.
“Cita-cita ideal sektor ini adalah mensejahterakan masyarakat sekaligus memposisikan pertanian sebagai bagian dari motor penggerak perekonomian nasional karena itu sering disebut sebagai negara agraris dan sekarang disebut juga negara maritim sehingga sektor pertanian mempunyai kesempatan sekaligus tantangan”, ungkap Ova Emilia dalam sambutannya.
Lebih lanjut Ova Emilia menyebut tantangan sektor pertanian meliputi resiko gagal panen, bencana alam, peningkatan jumlah penduduk yang melebihi kapasitas lahan dan alih fungsi lahan serta degadrasi lahan pertanian.
Hal ini memerlukan kerja kreatif dan inovatif dari segenap pihak terlebih institusi pendidikan tinggi agar mampu berkontribusi dalam meningkatkan produktivitas pertanian secara berkelanjutan.
Soen